Rabu, 26 Juni 2013

Tari Rudat Kecicang Islam - Kesenian Islam Khas Nusantara






Di kampung-kampung Islam Bali, komunitas kesenian Tari Rudat sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Tari rudat adalah sebuah kesenian yang mengkombinasikan antara seni tari, silat dan iringan musik bernafaskan Islam. Keunikan lain dari kesenian ini adalah kostum yang dikenakan oleh para pemain yang didesain menyerupai pakaian prajurit Islam tempo dulu. Dalam pertunjukannya, para pemain membentuk sebuah barisan mirip prajurit yang akan berangkat perang, kemudian mereka memperagakan gerak-gerak silat sambil menyanyikan lagu bernafaskan Islam. Sesekali para pemain yang berjumlah sekitar 20 orang dalam satu kelompok membentuk formasi memutari lapangan sambil memperagakan gerakan silat. Di depan barisan ada satu orang yang berfungsi sebagai Ance atau komandan dan bertugas memberi aba-aba sambil memeragakan gerak-gerak silat dan mengacung-acungkan pedang agar terlihat kompak. Di sekitar prajurit ada pemain musik yang diperankan oleh beberapa orang tua. Alat-alat musik yang digunakan adalah rebana, jidor, trenteng dan alat-alat musik Islam lainnya. Musik ditabuh bertalu-talu mengiringi penari Rudat.

Di kampung Kecicang Islam Karangasem ada tiga komunitas Tari Rudat yang anggotanya terdiri dari para pelajar sekolah Islam yang berdiri di lingkungan kampung tersebut. Diantaranya adalah komunitas Rudat Baru PP. Ar-Rohmah pimpinan H. Hamidin, Rudat Melayu pimpinan H. Safrudin, dan Rudat Melayu PP. Al-Muro’fiun. Ketiganya memiliki gerakan tarian yang berbeda bergantung pada jenis tarian yang dianutnya. Menurut

Muriham Effendi salah satu tokoh Rudat di Kampung Kecicang Islam, manfaat dari melestarikan kesenian Tari Rudat selain dapat memberikan pertunjukan yang menarik bagi masyarakat juga bertujuan memberikan sarana kegiatan bagi anak-anak muda agar jiwa mudanya tersalurkan ke hal positif dan bermanfaat.

Tari Rudat biasa dipertunjukkan ketika hari-hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, acara pernikahan dan khitanan. Namun, saat ini sudah biasa dipertunjukkan pada acara-acara umum, seperti pada Hari Kemerdekaan, acara-acara pemerintahan, kampanye partai politik dan lainnya. Untuk jenis musik dan tarian biasanya bergantung pada pesanan yang mempunyai hajat dan jenis acara.

Mengenai sejarah Tari Rudat masih belum ada yang bisa menjelaskan secara pasti. Konon kesenian ini mulai masuk di Kecicang Islam sekitar abad 19 di bawa oleh Tuan Ali yang berasal dari Timur Tengah dengan maksud berdakwah melalui kesenian Islam. Menurut M. Fikri salah satu tokoh Rudat, Filosofi dari tari ini adalah menanamkan jiwa ksatria bagi umat islam untuk berani berperang melawan segala bentuk kedzaliman. Proses penyebaran Islam oleh para ulama zaman dahulu tidaklah mudah, tidak serta merta dengan ceramah keagamaan masyarakat langsung percaya dan memeluk agama Islam. Oleh sebab itu para ulama banyak berdakwah melalui cara-cara yang lebih bisa diterima oleh masyarakat, salah satunya melalui kesenian yang berfungsi sebagai sarana hiburan. Sehingga beberapa kesenian Islam lahir dari proses akulturasi budaya Islam yang dibawa dari Timur Tengan dan budaya lokal. Diharapkan kita sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia memiliki kepedulian untuk tetap melestarikan kesenian khas Nusantara.

0 komentar:

Posting Komentar

lugaswicaksono.blogspot.com
 
;